Di malam
yang gelap gulita. Tengah malam lebih tepatnya. Dimana seluruh penduduk Pondok
Pesantren Al-Hikmah telah terbuai oleh mimpi malam mereka. Tampak dari kejauhan
hanya segelintir santri yang terjaga guna bertindak sebagai penjaga keamanan
pondok tertua di Sumatra barat malam itu. Suara kodok, jangkrik dan hewan malam
lainnya terdengar bersahut-sahutan di malam yang sunyi tersebut. Di ndalem
sendiri sesepuh pondok Kyai Hasyim sedang bermunajat kepada Allah SWT dengan
khusyuk. Tampak di beberapa pos ronda tempat para santri jaga malam, sesekali
terdengar gelak tawa.
“ Haha.. gila lo, Syad. Masa sama
hantu aja takut. Lihat nih Si Jojo yang pemberani, anti takut apalagi sama
hantu. Hahay.. itu mah masalah kecil ” ujar Jojo dengan menjentikkan jari jempol
dengan telunjuknya.
“ Tapi Jo, Ini bukan sekedar hantu.
Awak melihatnya tak jauh dari sini. Kayaknya tuh hantu sedang mengintai kita.
Hihi.. awak sedari tadi sudah merinding dibuatnya ” bantah Aris dengan
merapatkan sarung hingga hampir menutupi seluruh tubuhnya. Ia lalu mengambil
senter di tangan dan mengamati keadaan sekitar dengan seksama.
“ Apaan sih lo, Ris. Lagian sedari
tadi tuh gak ada gelagat yang aneh atau mencurigakan di tempat ini. Kalaupun
ada, mungkin udah gue cari tahu” sahut Herman dengan logat jakartanya yang
kental.
“ Gak tahu juga deh. Kalau kalian
memang ndak percaya, Aris disini memang bener kok merasakan kejanggalan yang
ndak dibuat-buat. Ini nyata, man. Kayaknya tempat ini angker deh.
Hihi..” ujar Aris tak mau kalah.
Hihi..” ujar Aris tak mau kalah.
“ Terserah apa kata lo deh, Ris ”
sahut Herman. Kresek, kresek. Terdengar suara rerumputan yang bergerak-gerak
tak jauh dari tempat mereka berada.
“ Tuh kan apa awak bilang. Beneran ada
hantu dibalik semak-semak itu. Kalian berdua lihat aja kalau masih ndak percaya
sama awak ” celetuk Aris sambil memegang senter erat-erat.
“ Lo kebannyakan nonton film horror
ya, Ris. Sama rumput aja takut. Padahal mereka kan cuma bergerak menghirup oksigen di malam hari. Mereka juga
makhluk tuhan, Ris ” sergah Herman kemudian.
“ Sudah kalian berdua jangan debat
gitu. Buruan cek tuh rumput. Kalau memang ada apa-apa nanti segera melapor ke
Mas Sholeh. Kalau kalian masih debat kayak gitu, bisa keburu kabur tuh orang ” saran Jojo dengan melangkah lebih
maju dari teman-temannya itu. Herman dan Aris mengikuti Jojo dari belakang.
Mereka melangkah dengan hati-hati. Dan sampailah mereka di tempat yang dituju.
“
Moga aja tuh beneran orang. Kalau ndak awak bisa malu sama Herman yang sok
jagoan itu” batin Aris.
“ Awas kalau itu bukan siapa-siapa. Bisa gue telan tuh Aris bulat-bulat “
batin Herman.
“ Ngapain lo diem, Jo. Buruan buka
tuh rumput. Gue udah siap nih kalau ada apa-apa ” perintah Herman yang melihat Jojo
berdiri mematung di depannya.
“ Hehe.. ini aku sengaja begini biar
suasananya lebih dapat gitu lho,, ” jawab Jojo.
“ Ssst.. kalian berdua jangan ramai
dong,, ” sahut Aris mengingatkan.
“ Oke-oke,, aku sudah siap. Kalian
hitung bareng yo. Satu, dua,,,”
“ Tiga ” ucap Aris, Herman dan Jojo
bebarengan. Bertepatan dengan Jojo membuka rumput di depannya dengan cekatan.
“ Yah, cuman kucing” keluh Jojo.
“ Kirain ada pencuri ” sahut Herman
kemudian.
“ Untung bukan hantu yang keluar ”
ucap Aris dengan mengelus dadanya. Jojo dan Herman hanya geleng-geleng kepala
mendengar ucapan Aris. Mereka pun bermaksud untuk kembali ke pos ronda tadi.
Sebelum mereka berbalik, muncullah sekelebat bayangan hitam yang bergerak
dengan begitu cepat. Membuat mereka tak bergerak dari tempat itu sesaat.
“ I-itu siapa, Jo? Kalian berdua
melihatnya ju-juga kan? ” Tanya Aris terbata-bata. Herman dan Jojo mengangguk bersamaan.
“ Aku gak tahu. Tapi yang pasti tuh
orang sedang menuju ke asrama putrid ” sahut Jojo dengan mata tak berkedip.
“ Apa! Ada
orang tak dikenal sedang menuju ke asrama putri? Kalian tidak salah melihat
kan? ” Tanya Mas Sholeh tak percaya mendengar berita dari Jojo cs itu.
“ Bener mas. Kami berani sumpah
melihat ada orang berlari di atas pohon dengan cepat. Tapi tuh orang kayaknya
bukan manusia biasa karena sungguh tidak ada manusia normal yang sanggup
meloncat-loncat di atas pohon dengan begitu cepatnya. Kecuali kalau orang itu
punya ilmu khusus ” tebak Herman.
lanjutkan!!
BalasHapus