Jumat, 23 Agustus 2013

The Art of Silat Part 1

            
            Di malam yang gelap gulita. Tengah malam lebih tepatnya. Dimana seluruh penduduk Pondok Pesantren Al-Hikmah telah terbuai oleh mimpi malam mereka. Tampak dari kejauhan hanya segelintir santri yang terjaga guna bertindak sebagai penjaga keamanan pondok tertua di Sumatra barat malam itu. Suara kodok, jangkrik dan hewan malam lainnya terdengar bersahut-sahutan di malam yang sunyi tersebut. Di ndalem sendiri sesepuh pondok Kyai Hasyim sedang bermunajat kepada Allah SWT dengan khusyuk. Tampak di beberapa pos ronda tempat para santri jaga malam, sesekali terdengar gelak tawa.
“ Haha.. gila lo, Syad. Masa sama hantu aja takut. Lihat nih Si Jojo yang pemberani, anti takut apalagi sama hantu. Hahay.. itu mah masalah kecil ” ujar Jojo dengan menjentikkan jari jempol dengan telunjuknya.
“ Tapi Jo, Ini bukan sekedar hantu. Awak melihatnya tak jauh dari sini. Kayaknya tuh hantu sedang mengintai kita. Hihi.. awak sedari tadi sudah merinding dibuatnya ” bantah Aris dengan merapatkan sarung hingga hampir menutupi seluruh tubuhnya. Ia lalu mengambil senter di tangan dan mengamati keadaan sekitar dengan seksama.
“ Apaan sih lo, Ris. Lagian sedari tadi tuh gak ada gelagat yang aneh atau mencurigakan di tempat ini. Kalaupun ada, mungkin udah gue cari tahu” sahut Herman dengan logat jakartanya yang kental.
“ Gak tahu juga deh. Kalau kalian memang ndak percaya, Aris disini memang bener kok merasakan kejanggalan yang ndak dibuat-buat. Ini nyata, man. Kayaknya tempat ini angker deh.